Rabu, 25 Januari 2012

Proposal Wirausaha

Saat ini saya sudah memasuki semester akhir dikuliah. Maka saya sudah harus merencanakan langkah-langkah kedepan. Semester depan saya harus lebih serius lagi dalam menjalani kuliah agar lebih bermanfaat lagi ilmu yang saya peroleh dan tidak sia-sia orang tua saya menyekolahkan saya sampai perguruan tinggi. Setelah lulus kuliah, saya ingin bekerja di perusahaan ataupun instansi pemerintah yang membutuhkan pegawai lulusan bahasa Inggris, sehingga ilmu yang saya punya akan lebih berkembang dan bermanfaat. Gaji yang saya perolehakan saya kumpulkan untuk membantu kedua orang tua saya dan sebagian akan saya sisihkan untuk ditabung dan untuk membuka usaha jasa seperti bengkel motor, karena banyaknya pengguna motor di mana-mana.Usaha akan saya terus kembangkan dan tabungan akan saya gunakan untuk orang tua saya naik haji serta tabungan saya untuk keluarga saya nanti.
Proposal Hidup

-23 thn: sudah lulus dari universitas dan mencoba berbisnis angkringan yang membantu saya agar mandiri dan dapat membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, akan saya terus kembangkan menjadi warung makan yang bernuansa tradisional tetapi mendapat minat dari kalangan anak muda.
-24 thn: mempunyai tabungan untuk melanjutkan bisnis, lalu menikah.
-25-30 thn: mempunyai 2 anak sambil terus mengembangkan bisnis.
-31-40 thn: membuka bisnis baru yaitu bengkel, menaikkan haji kedua orang tua dan terus tetap fokus pada perkembangan anak.
-41 dst: Fokus pada bisnis dan keluarga, naik haji bersama suami, selalu berbagi dengan orang-orang terkasih dan orang-orang sekitar.

Senin, 07 November 2011

Tugas ke-3 Entepreneurship

 BOB SADINO
Sosok berambut putih, bercelana pendek, dan kadang mengisap rokok dari cangklongnya ini begitu mudah dikenali. Gaya bicaranya blak-blakan tanpa tedeng aling-aling. Ia adalah Bob Sadino, pengusaha sukses yang terkenal dengan jaringan usaha Kemfood dan Kemchick-nya. Beberapa kali wajahnya ikut tampil di beberapa sinetron hingga ke layar lebar, meski kadang hanya tampil sebagai figuran.

Penampilannya yang serba cuek itu ternyata sejalan dengan pola pikirnya yang apa adanya. Sebab, menurutnya, apa yang diraihnya saat ini adalah berkat pola pikir yang apa adanya itu. Ia menyebut bahwa kesuksesannya didapat tanpa rencana, semua mengalir begitu saja. Yang penting, adalah action dan berusaha total, dalam menggeluti apa saja.

Totalitas Bob memang patut diacungi jempol, apalagi mengingat lika-liku jalan hidup yang telah ditempuhnya. Pria kelahiran Lampung, 9 Maret 1933 yang hanya lulusan SMA ini pernah mengenyam profesi dari sopir taksi hingga kuli bangunan untuk sekadar bertahan hidup.

Saat masa sulitnya, ia pernah hampir depresi. Tapi, ketika itu seorang temannya mengajaknya memelihara ayam. Dari sanalah ia kemudian terinspirasi, bahwa kalau ayam saja bisa memperjuangkan hidup, bisa mencapai target berat badan, dan bertelur, tentunya manusia juga bisa. Itulah yang kemudian mengawali langkahnya untuk berwirausaha. Ia pun kemudian memutuskan untuk makin menekuni usaha ternak ayam.

Pada awalnya, ia menjual telur beberapa kilogram per hari bersama istrinya. Mereka menjual telur itu awalnya dari pintu ke pintu. Dan, dengan ketekunan dan kemampuannya menjaga hubungan baik, telurnya makin laris. Dari sanalah kemudian usahanya terus bergulir. Dari hanya menjual telur, ia lantas menjual aneka bahan makanan. Itulah yang akhirnya menjadi cikal bakal supermarket Kemchick miliknya. Ia kemudian juga merambah agribisnis khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun yang banyak berisi sayur mayur untuk dijual pada orang asing seperti orang Jepang dan Eropa. Hubungan baik dengan orang-orang asing inilah yang kemudian makin membesarkan usahanya hingga ia akhirnya juga memiliki usaha daging olahan Kemfoods.

Dalam menjalankan setiap usahanya, Bob selalu menyebut dirinya tak punya kunci sukses. Sebab, ia percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diimbangi kegagalan, peras keringat, dan bahkan jungkir balik. Menurutnya, uang adalah prioritas nomor sekian, yang penting adalah kemauan, komitmen tinggi, dan selalu bisa menciptakan kesempatan dan berani mengambil peluang.

Bob menyebut, kelemahan banyak orang adalah terlalu banyak berpikir membuat rencana sehingga tidak segera melangkah. Ia mengatakan bahwa ketika orang hanya membuat rencana, karena merasa memiliki ilmu yang melebihi orang lain, muncullah sifat arogan. Padahal, intinya sebenarnya sederhana saja, lakukan dan selalu dengarkan saran dan keluhan pelanggan. Bob membuktikan sendiri, ia yang hanya bermodal nekad, tapi berlandaskan niat dan keyakinan, serta kerja keras pantang menyerah, tanpa teori sukses ia pun bisa jadi seperti sekarang.

Sukses itu bukan teori. Namun didapat dari perjuangan dan kerja keras, serta dilandasi keyakinan kuat untuk mewujudkan cita-cita. Bob Sadino adalah contoh nyata bahwa setiap orang bisa sukses asal mau membayar ”harga” dengan perjuangan tanpa henti.
 http://1001successstory.blogspot.com/2007/12/bob-sadino.html


 
Alasan saya memilih Bob Sadino sebagai panutan sukses saya:
Karena Bob Sadino menyebutkan bahwa kesuksesannya diperoleh tanpa rencana, semua mengalir begitu saja. Yang penting berusaha maksimal dalam menggeluti apa saja. Menurutnya, kesuksesan yang beliau raih saat ini, berkat pola piker yang apa adanya.Beliau menyebut dirinya tidak mempunyai kunci sukses. Karena beliau percaya setiap langkah sukses pasti banyak kendala dan disertai kegagalan.

Kendala yang mungkin saya hadapi adalah:
Kemungkinan bahwa saya tidak sekuat beliau dalam menghadapi berbagai rintangan yang menghambat saya menuju sukses, bahkan bila diterpa kegagalan saya mungkin akan mudah menyerah.

Senin, 17 Oktober 2011

Tugas ke-2 Entepreneurship
KARAKTER WIRAUSAHAWAN:
Bertanggungjawab:
Didalam karakter wirausahawan ini, saya mungkin tidak sepenuhnya masuk kedalam salah satu pilihan. Tapi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada saya, saya selalu berusaha menyelesaikannya tepat waktu. Walaupun pada saat tertentu penyakit malas saya datang dan tidak dapat saya hindari. Tetapi, pada akhirnya saya merasa kesal terhadap diri saya sendiri karena sikap itu. Ada kalanya saya juga membutuhkan bantuan dari orang lain.Dalam hal ini saya merasa diri saya sudah termasuk bertanggungjawab pada diri saya sendiri. Hal-hal kecil dan kelihatan sepele, seperti mengatur waktu saya dalam jadwal sehari-hari, misalnya dalam hal waktu tidur, kapan harus bangun, mengatur ruang maupun barang pribadi saya usahakan sendiri.

Selasa, 27 September 2011

Tugas Entrepreneur 1

1. Hidup dikatakan sukses apabila  :
 Saya bisa menjalani sekolah saya dengan baik dan segera menyelesaikan sekolah saya dengan hasil yang tidak mengecewakan.
 Segera mendapatkan pekerjaan tetap sesuai yang saya inginkan dan sesuai bidang serta keahlian saya.
2. Hidup dikatakan gagal apabila :
 Saya tidak merubah kebiasaan malas saya.
3. Cara atau tindakan atau langkah untuk meraih sukses :
 Sesuai profesi saya sekarang ini, saya harus belajar lebih rajin dalam belajar dan beribadah dari sebelumnya.
 Mencoba sering mendengarkan dan bertanya tentang pengalaman2 yang bisa menjadi ilmu dan pengetahuan.
4. Cara atau tindakan atau langkah untuk menghindari kegagalan :
 Saya harus selalu berfikir kedepan, tentang akibat2 yang akan saya terima jika saya bermalas2an.

Tugas Entrepreneur 1